Selasa, 18 Desember 2018

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER


IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

Penulis: Esthi Dyah Rikhiana (07018061), Abdul Fadlil (0510076701)
Judul jurnal: IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

= Latar belakang jurnal

Penyakit Dalam merupakan penyakit yang serius untuk ditangani karena penyakit dalam ini berkaitan dengan banyak organ vital dalam tubuh manusia. Penyakit mematikan di dunia banyak diantaranya merupakan penyakit dalam seperti penyakit jantung dan paru-paru. Kurangnya informasi dan pengetahuan tentang Penyakit Dalam membuat manusia mengabaikan penyakit dalam karena gejala awal dari penyakit dalam berawal dari suatu gejala yang ringan.  Kurangnya dokter spesialis penyakit dalam di Indonesia menjadi pemicu kendala dalam pemeranan pencegahan penyakit mematikan sejak dini sehingga diperlukan sebuah sistem yang mempunyai kemampuan seperti pakar dengan memberikan nilai kepastian dalam bentuk persentase dengan perhitungan Dempster Shafer.

Penelitian yang pertama dilakukan mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Khooliq Ahmad Dani Mutaqien (2011) yang berjudul “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Dalam Dengan Obat Herbal Pada Klinik Sidi Aritjahja”. Sistem pakar tersebut menggunakan metode pelacakan Forward Chaining. Kelemahan pada sistem pakar tersebut belum dilengkapi dengan metode kepastian atau belum didukung oleh probabilitas hasil diagnosa yang diperoleh.  Kajian terdahulu yang kedua mengacu pada penelitian Agus Priyono (2011) dengan Judul ” Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Kerusakan Mesin Lokomotif Kereta Api Dengan Menggunakan  Metode Dempster-Shafer”. Dengan menggunakan metode Dempster-Shafer untuk menghitung nilai ketidakpastian. Metode tersebut digunakan berdasarkan pada evidence atau fakta gejala atau kerusakan awal yang terlihat pada mesin kereta api.

= Metode Penulisan Jurnal:
Metode Dempster Shafer



= Review singkat pembahasan jurnal

Ada berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan sangat konsisten, tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang  tidak dapat terselesaikan secara lengkap dan  konsisten. Ketidakkonsistenan tersebut adalah  akibat adanya penambahan fakta baru. Penalaran yang seperti itu disebut dengan penalaran non monotonis. Untuk mengatasi ketidakkonsistenan tersebut maka dapat menggunakan penalaran dengan teori Dempster-Shafer. Secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval:
[Belief,Plausibility]
Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu hipotesa, jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian atau Plausibility (Pl), yang dinotasikan sebagai]:
Pl(H) = 1 – Bel (⌐H)

Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan ⌐H, maka dapat dikatakan bahwa  Bel(⌐H)=1, dan Pl(⌐H)=0.  Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya  frame of discrement yang dinotasikan dengan  θ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis. Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemenelemen  θ. Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen-elemen  θ saja, namun juga semua subsetnya. Sehingga jika θ berisi n elemen, maka subset θ adalah 2n . Jumlah semua m dalam subset θ sama dengan 1. Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai :  m{θ} = 1,0 . Apabila diketahui X adalah subset dari  θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, dengan rumus seperti pada persamaan 2 berikut:

Dimana :  
m3(Z) = mass function dari evidence (Z)
 m1 (X) =  mass function dari evidence (X)
m2 (Y) = mass function dari evidence  (Y)
Zm1(X).m2(Y) = ada hasil irisan dari m1 dan m2 Ø Zm1(X).
m2(Y) = tidak ada hasil irisan (irisan kosong (Ø))
= Kelebihan dalam jurnal

1.      Perhitungan matematika yang sudah akurat dalam merancang suatu system nya
2.      System pakar yang dibuat sangat membantu dalam meminimalisir tingkat kesalahan, sehingga hasil yang di dapat bisa presisi
3.      Penggunaan metode ini sudah sesuai dengan pemilihan bahasan dalam jurnal ini.

= Saran

1.      Penambahan saran obat yang digunakan setelah hasil diagnose keluar
2.      Menggunakan metode lain selain yang dituliskan dalam jurnal ini
3.      Agar aplikasi system pakar yang dibuat lebih rapi lagi.

= kesimpulan

Berdasarkan hasil pengembangan dan pembahasan maka dapat disimpulkan :
1. Dari penelitian dihasilkan sebuah perangkat lunak baru yang mampu mendiagnosa penyakit dalam berdasarkan gejala yang dimasukkan dan dapat memberikan informasi tentang penyakit yang terdiagnosa
2. Perangkat lunak yang dihasilkan mampu mendiagnosa penyakit dalam dengan perhitungan probabilitasnya menggunakan metode Dempster Shafer, dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0 yang dapat beraksi layaknya pakar internis. Sistem ini dapat digunakan sebagai media konsultasi.

Daftar pustaka:
[2]  Fathansyah. 2002. Basis Data Cetakan Keempat.Bandung:Penerbit Informatika.
[3] Gunawan. 2000. Kuliah Artificial Intelligence Pengantar ke Expert System. Surabaya.
[4] Hartati, Sri & Iswantai, Sari. 2008. Sistem Pakar dan Pengembangannya. Yogyakarta : Graha Ilmu.
[5] http://adjie501ers.wordpress.com/2011/04/30/daftar-10-penyakit-palingmematikan (penulis : Adjie , diakses  pada tanggal 06/05/2011 09:05)
[6] http://blogdokter.net/ (penulis : dr. I Made Cock Wirawan, S.Ked. , diakses pada tanggal 06/05/2011 21:30)
 [7] http://karolindip.blogspot.com/2010/02/ pemerintah-dan -kk i-harus-membukamata.html  diakses pada tanggal  06/05/2011 09:05
[9] http://majalahkesehatan.com/penyebab-gejala-dan-penanganan-sirosis-hati/ (penulis : dr.Salma, diakses  pada tanggal  05/06/2011 22:25)
[10] http://www.mediaindonesia.com/read/2011/06/09/232506/293/14/IndonesiaKekurangan-Dokter-Spesialis-Penyakit-Dalam (Penulis : Media Indonesia, diakses pada tanggal  08/11/2011)
[11] http://turunberatbadan.com/1203/penyebab-hipertensi/ (penulis : Yusri, diakses  pada tanggal  05/06/2011 22:38)
[12] http://www.infopenyakit.com/   (penulis : Khomsah, diakses pada tanggal 05/06/2011 21:30)
[13] Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi Offset.
[14] Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik & Aplikasi). Yogyakarta : Graha Ilmu.
[15] Mutaqien, Kholiq A,D. 2011. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Dalam  Dengan Obat Herbal Pada Klinik  Sidi Aritjahja (Skripsi S-1). Yogyakarta : Unersitas Ahmad Dahlan.
[16] Priyono, Agus. 2011. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Kerusakan Mesin Lokomotif  Kereta Api Dengan Menggunakan Metode Demspter-Shafer (Skripsi-S1). Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan