Minggu, 05 November 2017

JENIS PEKERJAAN YANG BERKAITAN DI BIDANG SISTEM INFORMASI

JENIS PEKERJAAN DAN FUNGSI NYA YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM INFORMASI.





Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan beberapa profesi yang dapat diambil dalam bidang sistem informasi beserta dengan tugasnya masing - masing.

Berikut ini adalah beberapa profesi yang dapat diambil dalam sistem informasi beserta dengan tugasnya :

1.  Analis sistem: Profesi yang bertugas menganalisa sistem yang akan diimplementasikan, mulai dari menganalisa sistem yang ada, tentang kelebihan dan kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain sistem yang akan dikembangkan.

2. System Programmer / Software Engineer: Profesi yang bertugas mengimplementasikan rancangan sistem analis yaitu membuat program (baik aplikasi maupun sistem operasi) sesuai sistem yang sebelumnya dianalisa.

3. Web designer : Profesi yang bertugas untuk melakukan kegiatan perencanaan, termasuk studi kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.

4. Web programmer : Profesi yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer yaitu membuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya.

5. System administrator : Profesi yang bertugas melakukan administrasi terhadap sistem, melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah sistem.

6. Business Process Analyst : Profesi yang bertanggung jawab dalam memahami kebutuhan bisnis dalam sebuah organisasi. Business analyst harus mempunyai kemampuan dalam hal mencari sebuah isu penting dalam organisasi, mencari kekuatan dan kelemahan organisasi dan saran perbaikannya, melihat dan memperbaiki kebutuhan yang dibutuhkan, serta mampu mengindentifikasi sebuah proses bisnis organisasi/perusahaan yang dibutuhkan.

7. Application Developer : Sebuah profesi yang bertanggung jawab untuk pengembangan aplikasi bidang Sistem Informasi. Sekarang banyaknya perusahaan yang sudah menggunakan teknologi dan informasi yang semakin canggih sehingga  perusahaan/organisasi membutuhkan banyak sekali pegawai yang memiliki kemampuan dalam pengembangan aplikasi.

8. Database Administrator : Profesi ini yang bertanggung jawab dalam pengelolaan data base yang dimiliki oleh organisasi/perusahaan, mulai dari proses implementasi data base, mengawasi kinerja database sampai dengan proses pemulihan dan pengamanan data apabila dalam sistem mengalami sebuah gangguan. Profesi ini merupakan profesi yang penting juga karena banyaknya organisasi semua kegiatan proses bisnisnya tersimpan dalam database. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang database administrator harus mampu dalam penggunaan aplikasi seperti Oracle, Microsoft SQL Server, dll.

9. Database Analyst : Profesi ini bertanggung jawab dalam melakukan perancangan database. Profesi ini berfungsi untuk menjami bahwa rancangan database yang dibuat sudah memenuhi dan sesuai kebutuhan dalam organisasi/perusahaan.


10. Webmaster : Profesi yang merupakan gabungan antara web designer and web programmer, webmaster bertugas untuk memelihara aplikasi web yang digunakan. Sebagai catatan tambahan, webmaster mungkin juga bertanggung jawab untuk optimisasi mesin pencari ( SEO ), mengisi content pada website, hingga ‘memasarkan’ website tersebut.

11. ERP Specialist : Merupakan profesi yang bertanggung jawab dalam penyesuaian paket software ERP terhadap proses bisnis organisasi. Sebuah software ERP yang sudah dibeli belum tentu sesuai denagn proses bisnis yang berlaku. Perlu beberapa penyesuaian dan modifikasi dan konfigurasi dari paket ERP tersebut agar bisa sesuai dengan proses bisnis organisasi. Profesi ini banyak membutuhkan pengetahuan di bidang proses bisnis umum organisasi (SDM, Pemasaran, Logistik, Accounting dan Financial) serta arsitektur enterprise.


SUMBER:
https://nicklascrj.blogspot.co.id/2016/09/profesi-dalam-sistem-informasi-beserta.html

Jumat, 29 September 2017

JURNAL POLA DAN FAKTOR PERKEMBANGAN PEMANFAATAN LAHAN DI KECAMATAN MRANGGEN, KABUPATEN DEMAK

Abstrak
Kecamatan Mranggen merupakan salah satu wilayah pinggiran yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang. Sebagai wilayah pinggiran, Kecamatan Mranggen mengalami perkembangan penggunaan lahan yang intensif sejak tahun 90-an, hal ini disebabkan adanya ekspansi pembangunan perkotaan ke wilayah pinggiran, seperti pembangunan Perumnas Pucang Gading dan peningkatan kawasan pemukiman akibat tingginya urbanisasi. Fenomena ini yang menjadi pemicu bergesernya karakteristik Kecamatan Mranggen sebagai wilayah peri-urban yang memiliki sifat peralihan desa-kota manjadi dominan sifat kekotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola dan faktor yang mempengaruhi perkembangan pemanfaatan lahan terbangun di Kecamatan Mranggen. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data baik primer maupun sekunder. Penelitian dilakukan dengan 3 analisis, yaitu analisis spasial overlay melalui analisis perbandingan citra 1994 dan 2015 menggunakan GIS, analisis deskriptif, dan analisis crosstabs menggunakan SPSS. Hasilnya pola pemanfaatan lahan di Kecamatan Mranggen sejak tahun 1994-2015 membentuk pola yang menyebar dengan mengalami perkembangan wilayah yang berbeda-beda (cepat, sedang, dan lambat) dan faktor yang mempengaruhi pamanfaatan lahan terbangun di Kecamatan Mranggen adalah faktor lokasi, harga, lingkungan, aksesibilitas, dan fasilitas.

[Title: Patterns and Factor Land Use Development In Mranggen Subdistrict, Demak]. Mranggen sub-district is one of the sub-urban areas directly adjacent to the city of Semarang. As a sub-urban, District Mranggen experienced intensive development of land use since the 90s, this is due to the expansion of urban development to suburban areas, such as the construction of Pucang Ivory Housing and residential areas due to the high increase in urbanization. This phenomenon which triggers the shift characteristics of the District Mranggen as peri-urban regions which have properties intermediate widened rural-urban predominant nature of urbanity. The purpose of this study was to determine the patterns and the factors that influence the development of undeveloped land utilization in the district Mranggen. This study uses quantitative data collection techniques both primary and secondary. The study was conducted with three basic analysis, spatial analysis through comparative analysis of the image overlay in 1994 and 2015 using GIS, descriptive analysis, and crosstabs analysis using SPSS. The result is a pattern of land use in the district since the 1994-2015 Mranggen form a pattern that spreads to experience development of different regions (fast, medium and slow) and factors affecting pamanfaatan Mranggen undeveloped land in the district is the location factor, price, environment, accessibility, and facilities.
Keyword: Pola; Faktor; Perkembangan Pemanfaatan Lahan; Pinggiran.

1. PENDAHULUAN

Perkembangan sebuah kota tidak dapat dihindari, baik itu di bidang ekonomi, sosial & budaya. Perkembangan kota ini dapat ditunjukan oleh pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktivitas yang ada di dalamnya (Dwiyanto & Sariffuddin, 2013). Meningkatnya jumlah penduduk serta aktivitasnya berdampak kepada kebutuhan akan lahan yang semakin besar. Keterbatasan luas lahan yang ada di kota akan menyebabkan perkembangan mengarah ke daerah pinggiran kota. Hal ini yang membuat daerah pinggiran kota merupakan daerah yang mengalami dinamika dalam perkembangannya, terutama dinamika dalam penggunaan lahan. Dinamika penggunaan lahan di wilayah kota dikarenakan adanya kebutuhan lahan untuk permukiman serta sarana dan prasarana penunjang aktivitas penduduk. Fenomena yang terjadi di Indonesia menunjukan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, perkembangan sebuah kota memiliki kecenderungan memunculkan kawasan-kawasan perkotaan baru di sekitar wilayah kota tersebut (Firman, 2009).
Kecamatan Mranggen merupakan salah satu wilayah pinggiran Kota Semarang yang memiliki perkembangan paling pesat dibandingkan dengan wilayah-wilayah pinggiran lainnya. Pesatnya perkembangan Kecamatan Mranggen dibandingkan dengan ke-6 wilayah pinggiran Kota Semarang lainnya dapat dilihat dari jumlah penduduknya. Jumlah penduduk Kecamatan Mranggen merupakan yang terbanyak, yaitu 175.604 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk di Kecamatan Sayung sebanyak 102.692 jiwa, Kecamatan Ungaran Timur berjumlah 69.631 jiwa, Kecamatan Ungaran Barat sebanyak 69.631 jiwa, Kecamatan Boja berjumlah 70.792 jiwa, Kecamatan Kaliwungu Selatan sebanyak 45.412 jiwa dan penduduk Kecamatan Kaliwungu berjumlah 58.806 jiwa.
Kecamatan Mranggen sebagai wilayah yang berpatan langsung dengan Kota Semarang merupakan wilayah yang berpotensi mengalami perubahan karakteristik wilayah. Perubahan karakteristik wilayah baik secara spasial maupun sosial ekonomi, dikarenakan wilayah ini berperan sebagai penghubung Kota Besar Semarang dengan wilayah penyangga Kabupaten Grobogan. Perubahan yang terjadi di wilayah pinggiran ini merupakan perubahan karakteristik wilayah pedesaan menjadi wilayah perkotaan. Sedangkan perubahan secara spasial merupakan perubahan penggunaan lahan, dari tahun 1994 lahan pertanian sekitar 83% (5.979ha) dan pada tahun 2015 menjadi 69% (4.995ha). Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan wilayah di Kecamatan Mranggen dipengaruhi oleh kedekatan wilayah dengan Kota Semarang dan akses jalan utama Semarang-Purwodadi, namun juga tidak menutup adanya kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lainnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1. Penelitian ini berusaha untuk menganalisis pola perkembangan lahan terbangun di Kecamatan Mranggen dan faktor yang mempengaruhinya.
Kecamatan Mranggen merupakan wilayah pinggiran Kota Semarang dengan aktivitas wilayah di sektor perdagangan jasa, industri dan pertanian. Melalui analisis pola perkembangan lahan terbangun maka dapat diketahui kecenderungan perkembangan perkotaan yang terbentuk di Kecamatan Mranggen. Hal ini dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan wilayah Kecamatan Mranggen.
Perkembangan Pola Lahan Terbangun Di Wilayah Kecamatan Mranggen.
Perkembangan Perkotaan. Kawasan perkotaan di Indonesia adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan social dan kegiatan ekonomi (UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang). Kecenderungan perkembangan kota secara fisik dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan dan melebar (dinamis), sementara batas administrasi kota relatif sama (statis). Perkembangan batas fisik kota yang diperlihatkan oleh perubahan wujud tata ruang kota merupakan akibat dari kebutuhan yang meningkat, baik karena peningkatan jumlah penduduk maupun karena peningkatan kegiatan ekonomi. Batas administrasi kota adalah alat kontrol pemerintah lokal guna memecahkan masalahnya sendiri. Oleh karena batas fisik selalu berubah, maka batas fisik maya dari kota berada jauh diluar batas administrasi kota.
Pesatnya perkembangan pembangunan di kawasan pinggiran terjadi dikarenakan kawasan tersebut telah menjadi pusat pertumbuhan baru dan dapat dilihat dari banyaknya penduduk yang memilih untuk tinggal dikarenakan kenyamanan dan jauh dari kepadatan kota (Nelson & Nelson, 2010). Perkembangan pada wilayah pinggiran akan memunculkan banyak aktivitas komersial yang diiringi dengan peningkatan kualitas sarana dan prasarana (Ehinmowo & Eludoyin, 2010). Perkembangan wilayah pinggiran yang terjadi pada kota-kota besar tidak terlepas dari peran pemenintah atas kebijakan yang telah diambil terkait aturan pemanfaatan tata ruang kota (Deng, Huang, Rozelle, Zhang, & Li, 2015).
Pola Perkembangan Penggunaan Lahan. Penggunaan lahan merupakan salah satu kegiatan campur tangan manusia atas penguasaan terhadap tanah, baik itu dilakukan secara terencana atau tidak terencana. Dalam penggunaan lahan pada suatu wilayah akan membentuk sebuah pola perkembangan sebuah wilayah, baik itu nanti berbentuk teratur atau tidak teratur.
Pola perkembangan lahan terbangun pada kawasan perkotaan dapat dibagi menjadi 3, yaitu : pola linier dengan bentuknya mengikuti jaringan jalan, pola kantong dengan bentuk mengelompok disekitar pusat kota, pola hirarki dengan bentuk yang teratur dan berada disekitar pusat kota (Koestoer, 2001). Perkembangan pemanfaatan lahan di suatu wilayah merupakan artikulasi dari kegiatan manusia yang ada di permukaan bumi. Perkembangan pemanfaatan lahan pada suatu wilayah dapat berupa perubahan bentuk pemanfaatan lahan, perubahan harga lahan dan perubahan lingkungan. Perkembangan pemanfaatan lahan ini dicirikan dari perubahan lahan (Yunus, 2000).
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pemanfaatan Lahan. Perkembangan yang terjadi di wilayah pinggiran memberikan dampak perubahan pada wilayah tersebut baik itu perubahan yang positif atau perubahan negatif (Freeman, 2005). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perubahan lahan pertanian menjadi non pertanian yang terjadi di wilayah pinggiran antaranya yaitu: bertambahnya penduduk di kawasan perkotaan, akan berdampak pada bertambahnya kebutuhan lahan untuk bermukim serta sarana dan prasarana penunjangnya. Kunci pembangunan sebuah kota adalah adanya pembangunan permukiman dengan skala yang besar, dibangunnya infrastruktur yang baik dan masuknya industri-industri baik itu berskala bersar atau berskala kecil (Firman, 2009). Homer Hoyt menyatakan bahwa perkembangan-perkembangan yang terjadi pada sebuah wilayah perkotaan dan wilayah disekitarnya, tidak terlepas dari adanya pengaruh lokasi, harga lahan, transportasi, dan komunikasi (Yunus, 2000). Faktor yang mempengaruhi pandangan masyarakat dalam memilih sebuah hunian dipengaruhi oleh kondisi fisik, sosial, ekonomi (Wang & Li, 2006).
Perkembangan pembangunan kawasan pinggiran adalah dampak dari pembangunan yang ada di pusat kota dan memunculkan pusat pertumbuhan baru. Berkembangnya pusat baru ini tidak terlepas dari faktor lokasi yang dekat dengan pusat kota, harga lahan yang lebih murah dibandingkan dengan pusat kota, lingkungan yang lebih nyama dari pada pusat kota, aksesibilitas yang terhubung dengan baik dengan pusat kota, dan fasilitas lengkap. Faktor-faktor tersebut dianalisis dengan tabulasi silang dan nantinya akan menunjukan faktor mana yang lebih dominan dalam mempengaruhi perkembangan wilayah pinggiran.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian terkait pola dan faktor perkembangan pemanfaatan lahan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir di Kecamatan Mranggen ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis pola perkembangan pemanfaatan lahan terbangun dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola perkembangan lahan terbangun yang terjadi di wilayah pinggiran Kecamatan Mranggen. Analisis ini dilakukan berdasarkan indikasi pada perubahan spasial. Data yang digunakan dalam analisis adalah gambar rupa bumi Kecamatan Mranggen tahun 1994 dan tahun 2015. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survei primer dan survei sekunder serta metode analisis yang dilakukan antara lain analisis spasial, analisis deskriptif dan analisis komparatif.
Analisis faktor yang mempengaruhi perkembangan pemanfaatan lahan terbangun dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan perkotaan di Kecamatan Mranggen. Data yang dibutuhkan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi perkembangan pemanfaatan lahan terbangun di Kecamatan Mranggen adalah data primer berupa hasil sebaran kuesioner dari lapangan. Analisis data yang digunakan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi perkembangan pemanfaatan lahan terbangun di Kecamatan Mranggen dari hasil sebar kuesioner adalah analisis crosstabs. Analisis crosstabs atau tabulasi silang merupakan salah satu metode yang menggunakan uji statistik untuk mengidentifikasikan dan mengetahui kolerasi antara dua variabel.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Pola Lahan Terbangun Di Wilayah Kecamatan Mranggen. Pada tahun 1994, karakteristik lahan terbangun di Kecamatan Mranggen masih didominasi oleh perkampungan penduduk (lihat gambar 1).
Gambar 1. Pola Perkembangan Lahan Terbangun Kecamatan Mranggen
Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2016
Perkampungan penduduk tersebut merupakan permukiman yang memiliki bentuk tidak teratur dan dibangun secara mandiri oleh penduduk. Permukiman pada desa-desa yang berada didalam wilayah Kecamatan Mranggen memiliki kecenderungan sifat yang menyebar. Sifat permukiman yang memancar memiliki karakteristik permukiman yang mengelompok pada titik-titik wilayah dan terpisahkan oleh area persawahan ataupun perkebunan. Pola permukiman penduduk antara desa yang satu dengan desa lainnya terpisahkan oleh lahan persawahan dan perkebunan.
Pada tahun 2015, pola lahan terbangun yang terdapat di Kecamatan Mranggen mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk yang tinggal serta luasnya kawasan permukiman yang juga bertambah. Permukiman baru yang muncul sebagian besar berada di wilayah yang dekat dengan Kota Semarang dan wilayah yang berada di lalui Jalan Semarang-Purwodadi. Pola lahan terbangun di Kecamatan Mranggen bersifat menyebar dan akhirnya mengalami penggabungan secara linier akibat munculnya lahan terbangun baru di sepanjang jalan penghubung antara titik permukiman satu dengan pemukiman yang lainnya. Seperti wilayah permukiman Batursari, Mranggen, dan Kembangarum yang saling terhubung dengan adanya Jalan Semarang-Purwodadi.
Selain itu, pada beberapa wilayah di Kecamatan Mranggen juga terbentuk permukiman baru yang mana awalnya hanya berupa permukiman yang tidak teratur dengan sifat perkampungan, berkembang menjadi permukiman yang teratur berupa perumahan baru. Terdapat beberapa wilayah di Kecamatan Mranggen yang memunculkan perumahan-perumahan baru, antara lain di Desa Bandungrejo, Desa Batursari, Desa Kebonbatur dan Desa Mranggen.
Perumahan yang terdapat di Kecamatan Mranggen secara langsung ataupun secara tidak langsung dipengaruhi oleh wilayah yang dekat dengan Kota Semarang dan adanya akses Jalan Semarang-Purwodadi. Perumahan muncul merupakan akibat dari semakin berkembangnya aktivitas masyarakat, dimana untuk menunjang aktivitas tersebut masyarakat membutuhkan tempat untuk beristirahat setelah beraktivitas. Perumahan yang muncul di Kecamatan Mranggen sebagian besar merupakan perumahan yang berskala besar. Tingginya kebutuhan penduduk Kota Semarang akan rumah sudah tidak dapat ditampung lagi oleh Kota Semarang. Akibatnya penduduk Kota Semarang memiliki kecenderungan untuk lebih memilih mencari tempat tinggal di pinggiran Kota Semarang. Melihat hal ini, para developer mengembangkan kawasan perumahan baru dipinggiran Kota Semarang, dikarenakan memiliki harga yang relative lebih terjangkau dan kondisi lingkungan yang lebih nyaman.
Pada awal tahun 1990-an, perumahan yang telah berkembang di Kecamatan Mranggen adalah Perumnas Pucang Gading dan Pondok Majapahit 1. Memasuki tahun 2000-an, perumahan mulai berkembang akibat dari perembetan pembangunan sebelumnya dengan munculnya perumahan baru, yaitu Jasmine Park, Batursari Permai, Kebon Asri, Pondok Majapahit 2, Arion Mas, dan Ivory Park.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Lahan Kecamatan Mranggen. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perkembangan lahan dengan harga, aksesibilitas, lokasi, fasilitas, dan lingkungan dapat dilakukan dengan mentabulasi silang/crosstab antara variabel tersebut. Untuk mengetahui hubungan dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut : H0 : Tidak ada hubungan antara perkembangan lahan Kecamatan Mranggen dengan harga, aksesibilitas, lokasi, fasilitas, dan lingkungan. H1 : Ada hubungan antara perkembangan lahan Kecamatan Mranggen dengan harga, aksesibilitas, lokasi, fasilitas, dan lingkungan.
Dengan ketentuan pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan probabilitas :
Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.
Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H1 ditolak.
A. Tabulasi Silang antara Perkembangan Kecamatan Mranggen dengan Lokasi. Untuk tabulasi silang (lihattabel 1) antara perkembangan Kecamatan Mranggen dengan lokasi yang ada, dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa kolom Asymp Sig. bernilai 0,000. Dimana nilai Asymp Sig. 0,000 memiliki arti < 0,05 yang menunjukan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara variabel tingkat perkembangan Kecamatan Mranggen dengan variabel lokasi. Dapat diartikan juga bahwa tingkat perkembangan di Kecamatan Mranggen dipengaruhi oleh jauh/dekatnya lokasi yang ada di wilayah tersebut.
Tabel 1. Chi-square tests Perkembangan dengan Lokasi
B. Tabulasi Silang antara Perkembangan Kecamatan Mranggen dengan Harga. Untuk tabulasi silang antara perkembangan Kecamatan Mranggen dengan harga yang ada (lihat tabel 2), dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa kolom Asymp Sig. bernilai 0,000. Dimana nilai Asymp Sig. 0,000 memiliki arti < 0,05 yang menunjukan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara variabel tingkat perkembangan Kecamatan Mranggen dengan variabel harga. Dapat diartikan juga bahwa tingkat perkembangan di Kecamatan Mranggen dipengaruhi oleh mahal/murahnya harga yang ada di wilayah tersebut.
C. Tabulasi Silang antara Perkembangan Kecamatan Mranggen dengan Lingkungan. Untuk tabulasi silang antara perkembangan Kecamatan Mranggen dengan lingkungan yang ada (lihat tabel 3), dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa kolom Asymp Sig. bernilai 0,000. Dimana nilai Asymp Sig. 0,000 memiliki arti < 0,05 yang menunjukan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara variabel tingkat perkembangan Kecamatan Mranggen dengan variabel lingkungan. Dapat diartikan juga bahwa tingkat perkembangan di Kecamatan Mranggen dipengaruhi oleh baik/buruknya lingkungan yang ada di wilayah tersebut, yaitu tinggi/rendahnya polusi udara dan bebas banjir.
Tabel 2. Chi-Square Tests Perkembangan Dengan Harga

Tabel 3. Chi-Square Tests Perkembangan Dengan Lingkungan

D. Tabulasi Silang antara Perkembangan Kecamatan Mranggen dengan Aksesibilitas. Untuk tabulasi silang antara perkembangan Kecamatan Mranggen dengan aksesibilitas yang ada (lihat tabel 4), dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa kolom Asymp Sig. bernilai 0,000. Dimana nilai Asymp Sig. 0,000 memiliki arti < 0,05 yang menunjukan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara variabel tingkat perkembangan Kecamatan Mranggen dengan variabel aksesibilitas. Dapat diartikan juga bahwa tingkat perkembangan di Kecamatan Mranggen dipengaruhi oleh baik/buruknya kondisi jalan yang ada di wilayah tersebut.
E. Tabulasi silang antara perkembangan Kecamatan Mranggen dengan fasilitas. Untuk tabulasi silang antara perkembangan Kecamatan Mranggen dengan fasilitas yang ada (lihat tabel 5), dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa kolom Asymp Sig. bernilai 0,000. Dimana nilai Asymp Sig. 0,000 memiliki arti < 0,05 yang menunjukan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara variabel tingkat perkembangan Kecamatan Mranggen dengan variabel fasilitas. Dapat diartikan juga bahwa tingkat perkembangan di Kecamatan Mranggen dipengaruhi oleh kelengkapan fasilitas yang telah tersedia di wilayah tersebut.
Tabel 4. Chi-Square Tests Perkembangan Dengan Aksesibilitas

Tabel 5. Chi-Square Tests Perkembangan Dengan Fasilitas

Dari perhitungan tabulasi silang disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Kecamatan Mranggen adalah lokasi, harga lahan, lingkungan, aksesibitas, dan fasilitas. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kawasan Mranggen sama dengan yang kemukakan oleh Freeman, Yunus, Wang dan Si-ming, dimana perkembangan sebuah kota dipengaruhi oleh perkembangan sarana, prasarana, fasilitas, lokasi, harga, transportasi dan kondisi fisik. Dari kelima faktor ini terdapat faktor yang memiliki nilai besar terhadap perkembangan Kecamatan Mranggen. Kelengkapan fasilitas menjadi faktor pendorong utama berkembangannya Kecamatan Mranggen, kemudian faktor aksesibilitas, faktor lokasi, faktor harga dan faktor lingkungan.
Kecenderungan Perkembangan Pemanfaatan Lahan Kecamatan Mranggen. Pada tuhun 1994, sebagian besar wilayah Kecamatan Mranggen berkarakteristik pedesaan dengan aktivitas utama berupa pertanian. Secara keseuluruhan wilayah Kecamatan Mranggen tidak semuanya berkarakteristik pedesaan, melainkan terdapat satu (1) desa yang memiliki karakteristik perkotaan, yaitu Desa Mranggen. Karakteristik perkotaan yang dimiliki oleh Desa Mranggen ini ditunjukan oleh perkembangan aktivitas perdagangan dan jasa.
Dilihat dari perubahan spasial yang telah terjadi, terdapat beberapa wilayah yang mengalami perubahan menjadi kota (mengalami perubahan cepat, sedang, dan lambat). Wilayah desa yang berkarakteristik kota atau yang mengalami perubahan secara signifikan hanya ada dua (3) desa, yaitu Desa Mranggen, Desa Kebonbatur dan Desa Batursari. Sedangkan wilayah yang berkarakteristik perkotaan dengan mengalami perubahan cukup sedang mencakup dua (2) desa, yaitu Desa Bandungrejo, Desa Kembangarum (lihat gambar 2).
Gambar 2. Aktivitas Wilayah Perkotaan Kecamatan Mranggen Tahun 2015
Sementara itu, masih terdapat empat belas (14) desa di wilayah Kecamatan Mranggen yang masih berkarakteristik pedesaan atau yang hanya mengalami perubahan perkembangan wilayah yang lambat, yaitu Desa Banyumeneng, Desa Sumberejo, Desa Candisari, Desa Ngemplak, Desa Waru, Desa Jamus, Desa Menur, Desa Tegalarum, Desa Tamansari, Desa Kangkung, Desa Kalitengah, Desa Brumbung, Desa Karangsono, dan Desa Wringinjajar.
Jika dilihat dari wilayah amatan, perubahan karakteristik kawasan perkotaan cepat terdapat di wilayah tengah. Hampir seluruh wilayah tengah adalah wilayah yang mengalami perubahan lahan terbangun cepat. Selain wilayah tengah, perubahan karakteristik cepat juga terjadi di wilayah Selatan. Tidak semua wilayah Selatan yang mengalami perubahan kawasan perkotaan yang cepat, hanya wilayah yang bersebelahan dengan Kota Semarang saja. Sedangkan wilayah Selatan yang berbatasan dengan Kecamatan Karangawen memiliki perkembangan yang lambat dan sedang. Wilayah Utara merupakan wilayah yang paling lambat perkembangan kawasan perkotaannya di Kecamatan Mranggen. Hal ini terlihat dari keseluruhan desa yang ada di wilayah Utara masih bercirikan pedesaan.
Kecenderungan yang terjadi pada wilayah terbangun yang cepat tumbuh dan berkembang di Kecamatan Mranggen yaitu akan lebih berkembang kearah Selatan dengan rupa hunian atau permukiman. Hal ini terlihat dari adanya pembangunan permukiman baru di Desa Kebonbatur, Desa Batursari, dan Desa Kangkung yang semakin meluas kearah Selatan dan Barat. Arah Selatan dan Barat dari Kecamatan Mranggen yaitu mengarah ke Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Pedurungan. Kecenderungan ini harus mendapatkan perhatian dari pemerintah kedepannya, jika tidak maka perkembangan permukiman Kecamatan Mranggen akan sampai di Kecamatan Tembalang yang mana wilayahnya masih banyak berupa lahan pertanian. Serta jika perkembangan permukiman Kecamatan Mranggen terus mengarah ke Selatan, maka perkembangan permukiman ini akan sampai hingga ke kawasan Selatan yaitu Wilayah Ungaran.

4. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini terkait dengan perkembangan Kecamatan Mranggen dari tahun 1994 sampai tahun 2015 menunjukan perkembangan kawasan yang beragam. Terdapat wilayah yang memiliki perkembangan yang lambat, sedang hingga perkembangan cepat. Dilihat dari tingkat perkembangan aktivitas perkotaannya, Kecamatan Mranggen yang berada di bagian Utara memiliki perkembangan yang lambat dari pada wilayah yang berada di bagian Selatan. Akan tetapi wilayah yang memiliki perkembangan tercepat di Kecamatan Mranggen adalah wilayah yang berada di bagian Tengan yang dilalui oleh Jalan Semarang-Purwodadi.
Ditinjau dari kecenderungannya, kawasan perkotaan di Kecamatan Mranggen cenderung mengarah ke bagian Barat dan Selatan yang dekat dengan Kota Semarang. Melihat pola perkembangan pemanfaatan lahan terbangun di Kecamatan Mranggen membentuk pola yang menyebar, yaitu pada tahun 1994 masih berupa perkampungan kecil yang menyebar diseluruh wilayah dan dibatasi oleh lahan pertanian. Pada tahun 2015, pola permukiman di Kecamatan Mranggen tetap menyebar tetapi berkembang mengikuti jalan. Perkembangan pemanfaatan lahan terbangun di Kecamatan Mranggen ini tidak terlepas dari adanya faktor kedekatan lokasi dengan Kota Semarang, harga lahan, kondisi lingkungan, aksesibilitas wilayah dan fasilitas yang ada di wilayah tersebut.

5. DAFTAR PUSTAKA

Dewa Raditya Putra , Wisnu Pradoto
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jpk/article/view/446/html#kesimpulan
Deng, X., Huang, J., Rozelle, S., Zhang, J., & Li, Z. (2015). Impact of urbanization on cultivated land changes in China. Land Use Policy, 45, 1-7. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.landusepol.2015.01.007
Dwiyanto, T. A., & Sariffuddin, S. (2013). Karakteristik Belanja Warga Pinggiran Kota (Studi Kasus: Kecamatan Banyumanik Kota Semarang). 2013, 1(2), 118-127. doi: http://dx.doi.org/10.14710/jpk.1.2.118-127
Ehinmowo, A., & Eludoyin, O. (2010). The university as a nucleus for growth pole: Example from Akungba-Akoko, Southwest, Nigeria. International Journal of Sociology and Anthropology, 2(7), 149-154. doi:http://www.academicjournals.org/article/article1379428966_Ehinmowo%20and%20Eludoyin.pdf
Firman, T. (2009). The continuity and change in mega-urbanization in Indonesia: A survey of Jakarta–Bandung Region (JBR) development. Habitat International, 33(4), 327-339. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.habitatint.2008.08.005
Freeman, L. (2005). Displacement or Succession?: Residential Mobility in Gentrifying Neighborhoods. Urban Affairs Review, 40(4), 463-491. doi: http://dx.doi.org/10.1177/1078087404273341
Koestoer, R. H. (2001). Dimensi Keruangan Kota: teori dan kasus. Jakarta: UI Press.
Nelson, L., & Nelson, P. B. (2010). The global rural: Gentrification and linked migration in the rural USA. Progress in Human Geography. doi: http://dx.doi.org/10.1177/0309132510380487
Wang, D., & Li, S.-m. (2006). Socio-economic differentials and stated housing preferences in Guangzhou, China.Habitat International, 30(2), 305-326. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.habitatint.2004.02.009
Yunus, H. S. (2000). Struktur tata ruang kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Senin, 02 Januari 2017

Dream In My Life

Banyak manusia yang ingin dirinya selalu merasakan kesuksesan, tapi kenyataannya mereka hanya berbicara tanpa melakukannya. Aku putri. Hidup yang selalu bergantungan dengan mimpi. Selalu berkhayal untuk memiliki kehidupan sesuai keinginan. Tapi kenyataannya Tuhan berbeda pendapat dengan apa yang aku impikan.
11 Januari 2005, mata kananku diangkat oleh dokter karena tertusuk oleh gunting. Kelihatan memang seperti bunuh diri. Sangat tidak logis dan tidak dapat diterima dengan akal sehat. Inilah kejadianku, aku memiliki adik berusia 1 tahun. Tidak tahu menahu tentang barang tajam atau tumpul. Ia sedang memainkan gunting tersebut, bodohnya aku, aku justru menggendongnya tanpa mengambil gunting tersebut.
Dengan perasaan geram seorang balita, tanpa sengaja ia menusuk gunting itu tepat di mataku. Darah mulai menetes, spontan ibu menjerit dan singkat waktu ia membawaku ke rumah sakit. Kata dokter “bila tidak dioperasi, mata kanan akan membusuk dan menular ke mata kirinya”. Dengan berat hati, aku harus mengikhlaskan mata kananku. Alhasil, wajahku tampak seram dan tak seindah sebelumnya.
Cita-citaku yang semula sangat menginginkan untuk menjadi seorang POLWAN (polisi wanita) akhirnya aku batalkan. Keadaan pun kian memburuk, ketika mengetahui semua tidak lagi baik. Hidup dengan mata satu sudah mulai aku jalani. Meski terkadang harus menahan malu dari reaksi buruk pandangan mereka. Mimpi itu sudah lama mati. Aku tidak tahu tujuan dari hidup ini apa, dan untuk apa. Semua hilang begitu saja, tanpa punya tujuan sedikit pun. Nilai menjadi anjlok drastis. Dimarahi ibu, dimaki ayah itu sudah menjadi makanan sehari hariku. Mereka tidak mengerti apa yang aku rasakan. Hingga suatu ketika, 23 Febuari 2006 aku pergi dari rumah. Berjalan tidak menentu arah, dan berhenti di salah satu jembatan. Memikirkan nasib keputusasaan. Dan inilah akhirnya, satu melangkah menaiki besi jembatan, dan langkah kedua… “srreeet..” seorang dari belakang berusaha menggagalkan bunuh diri yang kulakukan.
“lepaskan!! Lepaskan!!!” aku berteriak sekencang mungkin dan berusaha menendangnya dari arah berlakang. “kamu gila ya”, dia mendekapku. Menatap mataku. Tanpa sadar, air mataku jatuh di tangannya. Yah.. hanya satu air mata di mata kiri. “apa yang kamu lakukan tadi” tanyanya.
“untuk apa aku hidup lagi. Aku tidak bisa hidup dengan mata satu. Siapa yang akan mempekerjakan aku nanti. Bahkan untuk menjadi seorang polwan saja sudah tidak bisa!” Dia melepaskan tangannya dari kedua lenganku. Lalu pergi ke motornya dan mengambil sesuatu dari jok motornya. “nah… tenanglah sebentar” dia memberikanku air mineral. Aku menerima dan meminum seteguk. Duduk seketika. Kami sama-sama diam dengan waktu yang cukup lama.
“mari aku antar pulang” ajaknya.
Aku pun mengangguk.
Waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Sampai di depan rumah, orang-orang sudah berkumpul. Sangat tidak wajar, malam masih banyak orang yang belum tidur. “put, kemana aja kamu? Ayahmu meninggal!” kata salah satu tetanggaku. Aku berlari masuk rumah. Ibu terduduk lemas di samping ayah. Matanya sudah berlumuran air mata. Ayah meninggal secara tiba-tiba. Itu pasti karena penyakit jantung ayah. “mengapa aku tidak mati saja tadi. Biarkan saja aku mati agar aku bisa bersama ayah!” ucapku. Ibu langsung menatap mataku tajam. Spontan berdiri, dan seketika menampar wajahku keras di depan orang banyak. “kamu pikir dengan bunuh diri kamu bisa bertemu dengan ayah! Salah besar kamu bodoh! Anak kurang ajar! Tidak tahu berterimakasih langsung kabur dari rumah! Pergi kamu sana!” ia membentakku, emosinya tak terkontrol.
“ibu…” aku langsung berlutut dan meminta maaf, tamparan itu… tamparan itu menjadi sebuah nasihat untukku. Yang kulakukan semua adalah salah. Bahkan dosa besar. Ibu tak kuasa menahan tangis, ia pun memelukku.
Keesokan harinya…
Ayah sudah dimakamkan tadi setelah sholat dzuhur. Duka itu masih membekas. Aku berharap semua akan baik baik saja setelah ini. Beberapa bulan kemudian… aku harus bisa bangkit. Sekarang ibu yang bekerja keras untuk menafkahiku dan adik kecilku. Di teras rumah, ibu datang dan duduk di sampingku.
“put.. apa kamu mau menuruti keinginan ibu, nak” seketika ibu angkat bicara
Aku langsung membalikan tubuhku ke depan menghadap ibu “apa itu bu?” tanyaku dengan penasaran.
“jangan mudah menyerah ya, nak. Lakukanlah yang terbaik untuk ibu!” air matanya jatuh. “bu, ibu kok nangis?”
“ibu takut, kamu melakukan hal yang sama jika kamu frustasi seperti dulu, nak”
Aku diam. Mencoba mengingat hal bodoh yang pernah aku lakukan. “ibu tenang ya. Putri janji kok, putri gak kan ngelakuin yang dulu dulu lagi, bu.” Aku tersenyum. Ibu mengelus pipiku. Sekarang saatnya aku membuat mimpi-mimpi baru. Jika aku gagal, aku harus berusaha kembali.
18 Juni 2008, aku lulus SMA. Aku mendapatkan ranking 1 di kelas dan juara umum di sekolah. Aku pun pulang dengan semangat. Usahaku kali ini berhasil. Mimpi pertama “mendapat ranking”, mimpi ke 2 “tampil sebagai siswa berprestasi” dihari ini aku berhasil mewujudkan 2 mimpi sekaligus.
“bu… assalamualaikum” ketika membuka pintu, darah sudah berserakkan. Jantungku mulai berdetak lebih kencang. Aku langsung mengikuti jejak seretan darah itu. Dan darah itu … darah itu milik ibu yang sedang memeluk adikku.
“aaaaaaaaa” aku menjerit sekuat batin ku. “bu… bangun bu… ibuuuu… dek, dek… bangun dek. Kakak pulang. Kakak bawa mainan loh, dek…” tangisku pecah, tangan pun mulai gemetar ketika mengusap darah di tubuh ibu dan adik. Tak berapa lama salah satu tetanggaku datang “put.. astaghfirullah.. ada apa ini” aku tidak menjawab. “sebentar… bunde telepon suami bunde ya put ya” aku mengangguk. Kebetulan suami bunde seorang polisi.
Polisi pun segera menangani kasus kematian tragis ini. Rasanya pikiran bunuh diri itu kembali datang lagi. Tapi aku berusaha untuk melupakan kejadian itu. Ayah meninggal dengan mendadak, ibu mati dibunuh, begitupun dengan adik. Lalu aku tinggal dengan siapa?
“put… tinggal sama uwak ya nak ya” uwak (kakak ibu) mengejutkanku. Aku pun mengangguk.. lega rasanya, ternyata masih ada orang yang peduli denganku.
Tak berapa lama, ia membawaku ke tanggerang, tempat tinggal aslinya. Aku pun tetap meneruskan mimpi-mimpiku kembali. Target kali ini lulus di universitas tenama dan mendapatkan beasiswa.
14 September 2009. Aku diterima di salah satu Universitas ternama UI (Universitas Indonesia), dengan jurusan Teknik informatika. Memang mendapatkan yang terbaik adalah hal sangat sulit. Tapi aku tidak menyerah. Aku selalu bangkit ketika teringat dengan pesan ibu “jangan menyerah!” butuh waktu yang lama memang. Tapi pada akhirnya aku berhasil menyelesaikan S1 di Universitas ini. Setelah acara wisuda selesai, dosen pembimbingku tiba tiba memanggilku
“ini put” ia memberikan seberkas map
“apa ini ya pak?” tanyaku dengan senyuman. Aku pun membukanya dengan hati-hati dan mulai membaca isi kertas tersebut. Tertulis “atas nama Putri Brawijaya mendapatkan beasiswa di Australia dengan jurusan TEKNIK INFORMATIKA”. Masih mengambang rasanya. Antara percaya atau tidak. Ini memang masih sebuah mimpi. Usahaku kali ini juga berhasil. Aku melompat-lompat kegirangan dan memeluk uwakku.
“terimakasih pak” kataku sembari bersalaman.
Aku pun pulang ke rumah untuk mempersiapkan diri, yah walaupun perginya sekitar 11 bulan yang akan datang. Aku pulang bersama uwak mengendarai motor. Sampai selintasan tekongan, tak terduga aku oleng dan terjadi tabrakan, kakiku terjepit di mobil, sedangkan uwak terhempas. Ketika itu polisi sedang berlalu lalang, kami langsung dibawa ke rumah sakit. Dari kejadian ini, hanya aku yang mengalami luka terberat. Kata dokter kaki kiriku tidak bisa berfungsi lagi dan harus diamputasi. Tidak habis-habisnya cobaan itu datang untukku. Setelah selesai operasi, aku kembali mengingat kejadian 5 tahun yang lalu. Tidak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang. Siapa yang akan mempekerjakan aku nanti? Aku sudah cacat. Untuk apa aku memiliki titel sarjana tapi kondisiku mengenaskan seperti ini. Mata buta! Kaki amputansi! Jelas sekali hidup ini sudah tidak berarti apa-apa!
Malam hari…
Ketika semua terlelap tidur. Aku berusaha bangkit, melepaskan infus dan melakukan bunuh diri kembali. Kali ini pasti berhasil. “mau bunuh diri lagi?” seorang bersuara laki laki berusaha menghentikanku. Aku tidak pedulikan dia. “dan selepas itu akan menjadi Sia sia perjuanganmu selama ini!” laki laki tersebut kembali berbicara lagi. “apa hakmu! Untuk apa aku hidup. Negaraku tidak pernah menampung untuk orang-orang cacat seperti aku! Ahh udalah semua sudah tidak berarti lagi!” bantah ku
“lalu? Apakah kamu menyerah? Mengapa kamu tidak membuat club untuk orang-orang cacat. Kamu bisa membangun semangat mereka juga kan? Tidak selamanya orang cacat hidupnya tidak berarti. yang membuat hidup itu menyenangkan adalah diri sendiri!” katanya membakar semangatku.
Aku diam. Perkataannya memang benar. Aku ingat pesan ibu “jangan menyerah!”. Aku pun berbalik badan untuk melihat siapa yang sudah mengingatkanku kembali.
“kauuu??” aku melotot, terkejut, dan tidak disangka. Dia… dia laki-laki yang mencegahku untuk bunuh diri pada 5 tahun yang lalu.
“kenapa kau bisa ada disini?” tanyaku semerawut
“aku memang kuliah disini dan akhirnya lulus disini. Aku baru sadar ketika wisuda kemarin, ternyata kamu juga ada disini. Lalu aku membututimu.”
“apakah kau juga tahu aku mendapatkan beasiswa?”
“yah.. aku melihatmu melompat-lompat, itu pertanda kamu pasti mendapat sesuatu yang baik. Benar kan?”
“jadi, menurutmu. Aku tetap melanjutkan S2 ku disana?”
“yah.. tidak perlu malu kan?” pria itu mengambil kursi roda. Ia membawaku ke kamar tempat aku dirawat.
Beberapa bulan kemudian.. aku bangkit kembali. Aku akhirnya membuka club khusus orang memliki “ketidaksempurnaan”, club ini membina untuk mengasah bakat, kecerdasaan dan keterampilan.
Dan pada 18 Maret 2015 aku berangkat ke australia. Club itu akan dipegang oleh pria tersebut. Dan ternyata aku mendapatkan sebuah perlajaran yang sangat berarti, bahwa setiap kehidupan sudah diatur Yang Maha Kuasa dan mimpi itu pun harus ada dan berani mewujudkannya. Tuhan Maha Adil, walaupun sebenarnya kita tidak bisa merasakan jelas keadilan itu. Sebab karena kita sibuk memikirkan kelemahan yang menganggap semuanya tidak adil!
Ingat “Jangan Menyerah! Tidak ada alasan untuk Tidak bisa!”
selesai

Lembaran Putih

Siang ini saya disambut dengan hamparan debu yang menyiksa penciuman, debu-debu itu seakan membuat saya sesak dengan aroma yang khas. Iya, kini saya telah sampai di sebuah pulau terpencil. Tepatnya di selatan Indonesia, dan saya mendedikasikan diri menjadi seorang guru di tempat ini. Langkah demi langkah saya lalui dengan sambutan anak-anak yang sedang bermain dengan sehelai kain lusuh. Mereka memandang saya seakan melihat sesuatu yang belum mereka lihat, padahal saya hanya memakai pakaian biasa berselimut jaket biru kesayanganku dan sebuah ransel dan koper besar yang saya tarik.
“akhirnya kamu datang juga?” wanita paruh baya itu mengejutkanku saat saya melewati (sebuah) rumahnya. “kamu pasti Rafly?” ucapnya lagi, namun nadanya seakan mengajakku untuk berbicara lebih dalam lagi “iya, saya Rafly? apa anda Ibu Asih?” beliau hanya menjawab “iya, kemarilah kau pasti sangat lelah” akhirnya saya menaiki 5 anak tangga yang menghubungkan ke teras. Saat itu saya sangat lelah, dan saya pun beliau adalah guru di pulau ini, iya.. beliau yang memperjuangkan kemerdekaan yang sederhana disini. Hari mulai larut malam, baterai smartphone saya akan habis tapi tidak ada aliran listrik disini. Saya mengambil sebuah jeruk dan mengisi baterai smartphoneku dengan lempengan kawat yang kulilitkan disana, dan cara itu berhasil.
Pagi menjelang, kini langkahku memasuki daerah sekolah. Dan kulihat ini seperti bukan sekolah, papan tipis yang digunakan mulai rapuh, atap-atap seakan ingin memakan mangsa dan suatu saat bangunan itu akan runtuh. Saya melihat beberapa dari mereka bermain bola. Tak terasa kini saya mulai mengajar di kelas yang mirip seperti sebuah gubuk.
“selamat pagi anak-anak” ucapku seraya meletakkan beberapa berkas di meja. Saya memperkenalkan diri dan mulai mengambil buku dari loker. Namun saya melihat tulisan disana tertera di cetak pada tahun 80an-90an, artinya mereka belum menyentuh KTSP dan K13, buku itu benar-benar rusak, banyak halaman yang hilang dan robek. “kalian belajar dengan buku ini? Lalu dimana buku kurikulum 2013 nya?” ucapanku membuat suasana hening, salah satu anak laki-laki mengangkat tangan kanannya “maaf pak, kami hanya mempunyai buku itu. Kurikulum itu apa pak? Kami belum tau, dan selama kami sekolah di sini hanya ada satu guru itu pun bukunya juga memakai buku yang dipegang bapak” saya merenung, kemudian saya berdiri di tengah “kurikulum adalah suatu materi yang disusun secara apik. Dan kurikulum ini sama seperti buku lainnya hanya saja sistem yang digunakan sedikit berbeda. Maksudnya materi di dalamnya lebih mendalam” kemudian anak laki-laki itu berkata “saya mau mencoba kurikulum, kenapa kami tidak pernah menerima buku baru sementara di kota-kota besar sudah banyak yang menerima” saya merasa lemah mendengar perkataan itu, namun saya tetap menjelaskan materi kurikulum agar mereka dapat merasakan apa itu kurikulum. Hari berganti sore, kini aku telah sampai di rumah Ibu Asih dan aku membuka klinik kecil disana. Saat waktu magrib ada seorang anak kecil yang mengetuk pintu.
“anda pasti pak Rafly, guru baru dari kota itu kan?” gadis itu menunjukan sebuah tulisan di genggamannya “iya saya Rafly, dan kenapa kamu menulis di selembar kertas putih ini?” dia menatap bibirku seakan ia membacanya, kemudian anak kecil itu menulis lagi “saya Qifa, maaf pak saya tuli dan bisu.. tapi saya ingin belajar dengan anda, saya ingin menjadi dokter” belum 3 hari saya disini, tapi air mata saya sangat lancar ketika melihat hal seperti ini. “ayo masuk, saya punya sebuah pudding coklat” dia duduk di sampingku, dia ingin menggapai impiannya tapi buku pun tidak ada. Ia memulai curhatnya betapa ia ingin menjadi dokter dan sekolah. “ibu dan ayahku tidak pernah menemaniku, hanya ada nenek yang selalu di sampingku. Orangtuaku terlalu sibuk sampai mereka tidak menemaniku” ia membicarakan semua penderitaannya.
Hari berganti siang, aku menghungi temanku. Aku ingin ia mengumpulkan buku sebanyak mungkin agar aku dapat membagikannya pada anak-anak disini. Beberapa hari berganti minggu. Saat ini setiap hari sabtu sore saya berkeliling dengan membawa buku dari temanku itu dan menunggangi kuda, terkadang saya terharu melihat saat mereka membaca. 27 tahun usia saya sekarang, dan saat ini ada sebuah olimpiade internasional yang diselenggarakan di Beijing. Dan saya memutuskan untuk memilih Marcus untuk mengikuti tes di Jakarta, karena ia sangat lihai di bidang sains. Dan saya mencoba menghubungi dinas terkait agar ia yakin kepada saya kalau Marcus bisa maju ke internasional. Setiap sore ia datang ke rumah saya sedangkan Qifa membantuku untuk merawat pasien yang sedang sakit, saya sudah memberi pengarahan kepadanya bagaimana menyusun obat dan memeriksa setiap orang, Qifa benar-benar sangat cerdas dalam hal kesehatan. “Qifa” sapaku “ada apa pak Rafly? Qifa salah memberi obat?” tulisan itu terpampang jelas di depanku “kamu jaga klinik dulu, saya mau mengajar Marcus” ia hanya menganggukan kepala dan melukis senyum.
“pak, saya tidak yakin akan lolos” ucapnya (Marcus) pelan “ini kesempatan kamu, kamu buktikan kalau kamu bisa. Kita di sini bertemu dengan berbagai macam masalah” ucapku “tapi pak, saya tidak percaya diri” terangnya “kamu masih muda, kamu pandai di bidang sains. Kesempatan tidak akan datang dua kali Marcus” hanya diam, kini aku mulai menjelaskan beberapa materi untuknya. Hari itu kondisi saya sedikit memburuk “uhuk-uhuk.. uhuk” “pak Rafly kenapa? Apa anda baik-baik saja?” tanya Marcus, mungkin paru-paruku kambuh lagi -dalam hati “tidak, saya baik. Belajarnya sampai di sini dulu, besok kita sambung ya” ia menuruti saya, dan segera pulang begitupun Qifa. Saat ini saya berada di atas tempat tidur dan memikirkan sesuatu “saya harus yakin kalau Marcus bisa, tapi buku-buku ini serasa kurang”
3 bulan setelah itu, Marcus semakin pandai. Ia membuat suatu rumus baru, berbekal buku sumbangan dari teman-teman saya, Marcus sangat bersemangat untuk semua ini. Namun kondisi saya memburuk, tapi semangat saya untuk “memberi tahu” semua orang di dunia ini, kalau anak dari daerah terpencil juga sangat pandai.
Ibu Asih juga demikian, beliau membantu saya dalam banyak hal. Dan beberapa hari yang lalu, saya dan Ibu Asih membuat hidroponik sederhana di sekolah. Meski saya sakit, saya tidak akan menyerah.
Singkat cerita, saya dan Marcus di Jakarta. Saat itu, wajah saya tidak bisa lagi segar dan saya sangat lemas. Dan saya setiap hari harus merogoh kocek cukup dalam untuk menghubungi Ibu Asih, agar beliau dapat memberi kabar pada orangtua Marcus. 1 minggu berlalu, kini pengumuman tes telah di bacakan. Dan Marcus lolos dalam tes dan peraih nilai terbaik. Olimpiade mulai 2 bulan lagi, saya meninggalkan Marcus di asrama karena saya harus kembali mengajar di sekolah.
Singkat cerita, kini telah kembali mengajar di sekolah dan semua siswa menanyakan Marcus, itu membuat saya terasa termotivasi untuk memajukan anak-anak ini. Dengan kondisi saya yang sekarang, saya tetap belajar dan memberi materi, berkeliling untuk menjadi “pembawa buku”, membuka klinik, dan membuka ekstrakurikuler lingkungan hidup. Saya tidak menginginkan bayaran untuk semua ini, saya tidak ingin dipuji banyak pihak, tapi saya ingin memajukan negeri ini.
3 hari sebelum Marcus berangkat ke Beijing, saya sakit dan tidak berdaya. Qifa yang merawat saya sekarang begitu juga Ibu Asih, badan saya sangat panas bahkan untuk berdiri saya mual bahkan muntah. Namun saya tetap mengajar dengan cara mengoreksi tugas dari anak-anak, saya tidak mau karena saya sakit, mereka tidak bisa memahami materi.
“halo? Pak Rafly?” Saya mengangkat telepon dari Marcus “halo, bagaimana kabarmu? Apa kamu sudah siap?” tanyaku “saya siap, saya belajar banyak disini. Saya bertemu dengan guru-guru yang sangat baik seperti Pak Rafly? ” ujarnya dengan nada gembira “uhuk uhuk… semoga kamu sukses disana, saya dan teman-temanmu yang lain akan mendukungmu” suara saya lemas saat itu “bapak sakit?” “tidak, ingat pesan saya Marcus. Kita tidak bisa membuat gedung pencakar langit, tapi kita bisa membuat prestasi yang melebihi ketinggian gedung pencakar langit itu” saya terus asyik mengobrol dengannya. Sampai saat nya, kami melihat Marcus kembali dengan piala dan medali emas, serta senyumnya yang manis. Sekaligus melihat Qifa telah menolong sesamanya yang sedang sakit meski ia hanya membaca gerak bibir. Setiap hari saya hanya memakan 3 sendok nasi dan sebuah jeruk, serta membagikan apa yang saya punya.
Saat Marcus mulai bersekolah kembali, ia merasa sedih. Saya tidak mengajar di sekolah, karena saya telah meninggalkan mereka karena sakit. Saya menghembuskan nafas terakhir saat saya membaca sebuah ayat. Ketika saya sembahyang Tahajjud di rumah Ibu Asih. Namun, kemenangannya membuat teman-temannya tersenyum dan termotivasi. Akhirnya kini mereka adalah anak-anak yang pandai, dan mereka sering mengikuti olimpiade tingat provinsi maupun nasional. Saya berhasil membuat mereka pandai melalui Marcus dan Qifa yang pandai di bidang kesehatan.
“Kita tidak bisa membuat gedung pencakar langit, tapi kita bisa membuat prestasi yang melebihi ketinggian gedung pencakar langit itu”
Sekian & terima kasih!!

Cinta Di Batas Asa

“Apa-apaan kamu ini? Apa kamu sudah gila? Apa kamu sudah tidak bisa mencari pendamping hidup yang lebih baik? Kuliah tidak lulus, eh sekarang minta nikah sama perempuan malam juga! Apa masih kurang cukup kamu bikin malu keluarga?” demikian kemarahan terlontar dari seorang bapak terhadap anaknya. Toni adalah nama anak itu.
“Sudah Pak.. Sudah.. Sabar,” kata ibu sambil berderai air mata. Toni hanya bisa menunduk dan terdiam, kemudian masuk ke kamarnya.
Ya, Toni adalah seorang anak muda yang karena kemalasannya membuat dirinya harus ter-DO dari kampusnya. Kisah cintanya pun tak seindah perasaannya terhadap Sari. Sari adalah seorang pemandu karaoke di sebuah tempat hiburan malam di kotanya. Sari juga seorang janda dari tetangganya yang sudah memiliki seorang putra. Malam berganti pagi. Namun suasana di dalam rumah belum berganti. Pagi itu Toni akan pergi ke rumah kos Sari. Di depan rumah, terlihat bapaknya tengah duduk di teras membaca koran sambil menghisap rok*k.
“Pak, Toni pergi dulu sebentar,” pamit Toni kepada bapaknya. Namun bapaknya hanya diam dan terus melanjutkan aktivitasnya. Dengan sepeda motor tua akhirnya Toni pergi ke rumah kos Sari. Sesampai di sana, Toni menceritakan kejadian semalam kepada Sari.
“Sudah Mas. Mas yang sabar.. Lagian orangtua mas juga benar. Wanita seperti aku mana mungkin pantas untuk dijadikan pendamping hidup? Aku hanya seorang pemandu karaoke, janda lagi. Ya jelas orangtua Mas Toni tidak akan setuju,” ucap Sari dengan penuh kesedihan. “Sebenarnya aku juga tidak mau mas kerja dan hidup seperti ini. Aku kerja seperti ini juga karena kepepet Mas. Aku punya seorang anak yang harus aku hidupi. Apalagi aku tidak pernah sekolah, kalau tidak seperti ini bagaimana aku dan anakku bisa hidup? Aku sudah tidak punya sanak saudara lagi, orangtuaku juga sudah lama meninggal,” tambah Sari.
“Tapi aku benar-benar mencintai kamu Sar. Aku ikhlas terima keadaan kamu apa adanya,” kata Toni kepada Sari.
“Iya Mas, aku percaya dan tahu itu. Tapi bagaimana lagi Mas? Aku juga tidak mau egois Mas. Aku tidak mau karena hubungan ini, keluarga Mas Toni jadi berantakan. Terima kasih Mas, Mas sudah bisa menerima semua kekuranganku. Itu saja sudah cukup membuat aku bahagia Mas,” ucap Sari sambil meneteskan air mata.
“Tidak Sari, aku tidak akan menyerah. Aku akan buktikan kepada orangtuaku kalau kamu adalah sosok pendamping yang tepat untukku nanti,” ucap Toni sambil menatap mata Sari dengan penuh keyakinan.
Tak lama kemudian Toni pun berpamitan kepada Sari untuk pulang. Sesampai di rumah suasana pun belum juga berubah. Waktu menunjukkan pukul 1 dini hari. Toni terbangun dari tidurnya. Dia masih memikirkan semua permasalahan hidupnya. Akhirnya dia beranjak dari kasurnya untuk mengambil air wudu dan kemudian melakukan salat tahajud. “Ya Allah, berikanlah aku petunjuk-Mu. Aku tidak ingin menyakiti hati orangtuaku. Aku juga tidak mau menyakiti perasaan orang yang aku cintai. Aku ikhlas terima semua kekurangannya ya Allah. Aku ingin menjadi imamnya dan membimbingnya kembali ke jalan-Mu ya Allah,” doa Toni sambil menangis di akhir salatnya.
Dia kembali ke tempat tidur, bukan untuk melanjutkan tidurnya tapi untuk memikirkan jalan hidupnya. “Kalau aku masih seperti ini terus, maka aku tidak akan pernah bisa mewujudkan semua keinginanku. Aku harus berubah.” kata Toni dalam hati. Seorang pemuda yang dulunya adalah seorang pemalas kini menjadi seorang pria dengan rasa penuh tanggung jawab. Permasalahan hidupnya menjadikan dia menjadi sosok yang lebih kuat, lebih tegar, lebih dewasa, dan lebih bertanggung jawab. Dia sadar, kalau memang dia berjodoh dengan Sari, dia mempunyai anak yang harus dia bimbing. Esoknya Toni pun pergi ke rumah kos Sari.
“Sari, apakah kamu serius untuk meneruskan hubungan ini denganku?” tanya Toni kepada Sari.
“Iya Mas, aku serius. Memangnya ada apa Mas?” tanya Sari dengan wajah bingung.
“Jika aku sudah punya penghasilan, apakah kamu bisa untuk tidak bekerja sebagai pemandu karaoke lagi? Insya Allah nanti untuk kehidupan kamu dan Bagas nanti aku cukupi,”
Sari menangis terharu dengan kata-kata Toni. Serasa dia masih tidak percaya bahwa masih ada seorang laki-laki yang bisa tulus mencintainya, bukan memandang dia sebelah mata.
“Aku tidak mau merepotkan kamu Mas. Apalagi kalau nanti orangtua Mas Toni tahu. Nanti malah akan jadi masalah lagi,” kata Sari.
“Tidak Sari. Ini adalah caraku untuk membuktikan kepada orangtuaku kalau aku sudah berubah dan benar-benar tulus mencintai kamu. Aku ingin membimbing kamu dan anak kamu kembali ke jalan yang benar. Jadi tolong jangan lemahkan niatanku ini. Perkenalanku denganmu mampu menjadikan aku sosok Toni yang berbeda,” ucap Toni.
“Terima kasih Mas, jika memang niat Mas Toni seperti itu maka Sari akan selalu mendoakan yang terbaik buat Mas,” kata Sari. Akhirnya Toni pulang dengan penuh motivasi.
Hari terus berganti, namun Toni belum juga mendapatkan pekerjaan apa pun. Namun dia tidak putus asa, dia hanya ingin bekerja mencari uang agar wanita yang dia cintai tidak kembali lagi ke pekerjaannya. Tanpa memandang rasa malu, akhirnya dia memutuskan untuk bekerja sebagai tukang bangunan. Orangtua Toni tidak tidak mengetahui akan hal itu, termasuk Sari. Dan pada malam hari Toni juga bekerja sebagai tukang parkir di pasar. Rejeki yang dia dapatkan selalu dia sisihkan. Pertama untuk Sari dan anaknya, kemudian sebagian lagi untuk dia tabung. Pagi hari sebelum berangkat kerja, Toni mampir ke kos Sari.
“Sari, ini aku ada sedikit rejeki buat kamu dan anak kamu. Jumlahnya memang tidak banyak, tapi semoga cukup untuk mencukupi kebutuhan kamu hari ini,” ucap Toni sambil memberikan selembar uang kertas berwarna biru kepada Sari.
“Mas, ini uang dari mana? Apa Mas Toni sudah bekerja? Kok aku tidak pernah dikasih tahu?” Tanya Sari kepada Toni.
“Alhamdulillah. Insya Allah uang ini halal. Ini adalah hasil jerih payahku, aku sudah dapat kerja,” jawab Toni.
“Tapi Mas Toni kerja apa? Di mana?” tanya Sari.
“Ya pokoknya ada. Maaf untuk saat ini Mas belum bisa cerita,” jawab Toni.
“Jadi hari ini kamu nanti tidak akan bekerja kan?” tanya Toni.
“Iya Mas, Sari hari ini tidak akan bekerja,” jawab Sari.
Akhirnya Toni berpamitan kepada Sari untuk berangkat kerja. Toni setiap hari terus bekerja, tanpa ada yang tahu apa yang dia kerjakan. Hingga suatu hari ada tetangga Toni yang melihat dia dan menceritakan pekerjaan Toni kepada bapaknya.
“Pak sekarang Toni sudah kerja ya? Barusan saya lihat dia di proyek perumahan dekat alun-alun kota Pak,” kata tetangga itu.
“Ah yang benar? Tidak mungkin ah. Paling dia juga lagi main keluyuran tidak jelas,” kata bapak Toni.
“Benar kok Pak, saya tadi lihat dia dan sempat ngobrol sebentar sama dia,” jawab tetangga itu.
“Ah, yang benar kamu? Kok dia tidak pernah cerita sama saya atau Ibunya? Memangnya dia kerja apa?” tanya bapak Toni. “Tadi sih saya lihat dia sedang ngaduk semen Pak, kayaknya jadi tukang bangunan. Coba Bapak lihat kesana sendiri,” jawab tetangga itu.
“Ah masak sih? Coba nanti saya coba ke sana.” kata bapak Toni.
Dengan mengendarai sepeda motor, akhirnya bapak Toni menuju ke lokasi yang tetangganya ceritakan tadi. Alangkah terkejutnya dia sesampai di sana. Dilihatnya dari jauh ternyata memang benar itu adalah Toni anaknya. Bukan rasa marah atau malu, tapi haru. Itulah yang dirasakan bapaknya. Dia tidak pernah menyangka ternyata anaknya kini sudah jauh berubah. Akhirnya bapak Toni pulang dan menceritakan kepada ibunya. Pada malam hari, orangtua Toni menunggu dia pulang di depan rumah. Sambil duduk di teras. Tak lama kemudian Toni pun pulang.
“Assalamualaikum,” salam Toni ketika mau masuk rumah.
“Waalaikumsalam,” balas bapak dan ibunya.
“Sini duduk dulu,” kata bapak Toni.
“Dari mana kamu? Jam segini baru pulang?” tanya bapaknya.
“Toni habis main Pak, ke rumah teman,” jawab Toni.
“Teman siapa? Sari?” tanya bapaknya.
“Ti..Tidak Pak. Toni tidak ke sana,” jawab Toni.
“Sekarang kamu jujur sama Bapak dan Ibu kamu, beberapa hari ini apa yang kamu kerjakan?” tanya bapak Toni.
“Memangnya ada apa Pak?” tanya Toni bingung.
“Sudah jawab saja Nak, kami sebagai orangtuamu cuma pengen kamu jujur,” kata ibu Toni.
“Betul kata Ibumu. Sudah sekarang jawab saja,” kata bapaknya.
Toni menghela napas sebentar.
“Baik Pak, Bu. Toni akan jujur. Sebelumnya Toni mau minta maaf dulu karena Toni sebelumnya tidak pernah cerita ke Bapak ataupun Ibu. Jadi beberapa hari ini Toni bekerja Toni bekerja di lokasi proyek dekat alun-alun kota,” kata Toni. “Kerja apa kamu Nak?” Tanya ibu.
“Kerja sebagai tukang bangunan Bu. Dan kalau malam Toni jadi tukang parkir di pasar. Maaf kalau pekerjaan Toni tidak sesuai harapan Bapak atau Ibu. Toni takut mengecewakan Bapak dan Ibu lagi kalau tahu pekerjaan Toni sebenarnya,” jawab Toni dengan nada pelan.
“Terus untuk apa kamu sampai rela bekerja seperti itu? Apa uang yang Ibu kasih kurang?” Tanya ibu.
“Tidak Bu, sama sekali tidak kurang uang yang Ibu berikan Toni simpan untuk tabungan Toni, karena Toni ingin buka usaha sendiri Bu suatu saat nanti. Toni bekerja seperti ini untuk membuktikan bahwa Toni bisa mandiri. Toni bukan anak manja lagi,” jawab Toni.
“Dan juga untuk…,” Toni menghentikan sejenak kata-katanya.
“Untuk apa?” tanya bapak.
“Untuk Sari Pak. Toni ingin Sari berhenti bekerja sebagai wanita malam lagi. Toni betul-betul serius Pak ingin meminang Sari. Toni ingin membimbing dia kembali ke jalan yang benar. Jadi uang yang Toni dapatkan sebagian Toni tabung dan sebagian lagi untuk mencukupi kebutuhan Sari. Jadi Sari tidak perlu bekerja lagi seperti biasanya,” Jawab Toni.
“Jadi kamu jatah dia setiap hari? Memangnya kamu tahu kalau dia tidak kerja lagi seperti itu? Kamu saja kalau pergi pagi, pulang juga sudah malam gini,” tanya bapak Toni
“Toni percaya sama dia Pak. Uang yang Toni kasih ke Sari tidak dia habiskan, melainkan dia sisihkan sebagian untuk modal usaha. Sekarang dia usaha jual pakaian keliling Pak. Jadi bisa buat tambah-tambah penghasilan. Dan dia tidak perlu kerja seperti dulu lagi. Dan niatnya nanti, Toni mau buka usaha sama Sari Pak. Ya warung makan kecil-kecilan Pak,” jawab Toni.
“Maaf kalau Toni lancang masih berhubungan dengan Sari tanpa sepengetahuan Bapak dan Ibu. Hubungan Toni dan Sari itu positif, mampu membuat Toni dan Sari berubah menjadi orang yang lebih baik. Dan sekarang ini, Toni ingin sekalian minta restu Bapak dan Ibu. Insya Allah Toni ingin segera melamar Sari,” lanjut Toni. Ibunya menangis terharu. Melihat kerelaan dan kesungguhan putranya itu. Ternyata anaknya yang dulu manja sekarang menjadi seorang lelaki yang kuat, tegar, dan bertanggungjawab.
“Apa-apaan ini?! Melamar, melamar. Enak saja!” kata bapak dengan nada tinggi.
Tiba-tiba suasana yang penuh haru berubah menjadi penuh amarah. Toni dan ibunya pun langsung terkejut.
“Hahahaha. Bapak hanya bercanda. Besok ajaklah Sari ke sini. Biar kenalan dulu sama Bapak dan Ibumu ini dan kita bahas acara lamaran kamu baiknya seperti apa.” kata bapak Toni. Dan suasana pun kembali penuh haru bahagia. Toni pun menangis sambil bahagia.
“Baik Pak, Bu, terima kasih atas restunya,” kata Toni sambil mencium tangan kedua orangtuanya.
“Sudah sana mandi dulu. Terus makan dan istirahat,” kata ibu.
“Iya Bu, Toni masuk dulu.” pamit Toni.
Kemudian masuklah Toni ke dalam rumah disusul kedua orangtuanya.

Jam 9

Tak pernah terpikirkan oleh ku akan sayap yang dulu telah patah. Aku bahkan tak pernah bisa memperbaikinya. Bahan-bahan yang biasa aku pakai untuk memperbaiki, kini telah hilang seperti debu yang ditiupkan angin.
Sayap itu.. arrrghhhh.. Aku begitu bodoh dan sangat bodoh. Bagaimana mungkin aku bisa mematahkannya? Apa yang harus aku perbuat lagi sekarang? Siapa lagi yang harus aku minta tolong?
Kini, aku tak tahu harus berbuat apa. Bingung, galau, dan stress saja yang aku rasakan sepanjang hari. Aku begitu bodoh dan idiot. Sepertinya aku tidak akan memaafkan diriku lagi yang dulu.
Dan yang lebih parahnya lagi, seseorang yang mempunyai sayap yang patah itu telah pergi meninggalkan aku dengan rasa kecewa yang teramat dalam. Dia berlari, dan aku ingin mengejarnya. Tapi, kaki ku ini bahkan tidak bisa berlari. Tangan dan mulut ku juga tidak bisa menghentikannya. Seakan-akan, anggota tubuhku mendukung akan semua keputusannya. Ya, berlari meninggalkan aku sendiri disini.
Jarum jam pun terus berputar. Berputar dari jam 9 malam dan kembali lagi. Jam 9 merupakan waktu aku mematahkan sayapnya yang indah. Sayap putih yang membantunya dapat terbang ke istana, tempat perteduhannya. Namun, dia tidak bisa kembali lagi.
Aku ingin menemuinya dan ingin meminta maaf atas semua kesalahan yang aku perbuat. Tapi, kemanakah aku harus mencarinya? Aku sudah berusaha mencari dengan sayapku ini. Dan hasilnya, tidak ada jejak satu pun yang aku dapatkan.
Aku merasa gundah gulana. Pikiranku kosong dan hampa. Bahkan kaki dan tanganku ingin berbicara bahwa tidak ada harapan lagi untuk menemuinya. Namun, hanya sayapku saja masih ingin terus mencari dan mencari.
Perjalanan untuk mencari cintaku yang telah lama pergi ini sungguh sangat memakan waktu dan tenaga. Dan jam pun berputar lagi ke arah 9. Membuat aku meneteskan air mata yang bercucuran di atas sayapku. Mengingat akan kejadian itu, serasa sangat berbekas dan sangat menusuk sampai ke organ tubuhku yang paling dalam.
Hanya angin dan air mata yang menjadi makanan dan minumanku setiap hari. Hanya sayapku ini saja yang menjadi sahabat sejatiku. Semua tubuhku dari ujung rambut sampai ujung kaki seakan sudah menjadi musuh bebuyutan ku. Terasa sangat capek dan gundah yang aku rasakan.
Langit dan pepohonan sudah menjadi teman penghiburku. Saat ini yang aku butuhkan cuman dia. Hanya dia sajalah, aku ingin bertemu dan meminta maaf atas semua yang telah terjadi.
Utara sampai selatan pun aku sudah mencari. Bahkan timur dan barat pun berkata dia tidak ada disini. Lalu, kemanakah aku harus mencari? Ya Tuhan! Bantulah aku untuk mencari dia. Aku sudah capek. Aku hancur. Aku stress. Ingin rasanya aku mau mati. Dan melupakan akan semuanya ini. Aku tak tahu dan tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Dimanakah dia? Sedang apakah dia? Apakah dia sedang bersedih? Ataukah dia sedang bahagia? Apakah dia sedang mencari seseorang untuk memperbaiki sayapnya yang patah?
Jika memang dia sudah mendapatkan orang yang telah memperbaiki sayapnya yang patah, aku tidak peduli. Aku pasrah akan semuanya ini. Lagipula, dia sudah bergembira dengan orang itu.
Saat ini, aku hanya ingin menemuinya hanya sekali ini saja. Walaupun ini sangat berat bagiku untuk melepaskannya. Namun, aku ingin menemuinya dan hanya meminta maaf atas semua ini. Aku hanya ingin memberikan kepada dia mawar merah yang aku bawa setiap hari sebagai tanda permohonan maafku. Aku sangat ingin menemuinya. Tak peduli apapun yang dirasakannya saat ini. Aku hanya ingin melihatnya walau hanya sekali. Ya, cuman sekali ini saja.
Rasa letih ku ini seakan telah datang bergerombolan tanpa diundang. Rasa berat telah membebani tubuhku yang telah rapuh ini. Seakan masa mudaku telah berlalu dengan sangat cepat. Tapi, sayapku masih sangat kuat untuk mencari dan terus mencari akan keberadaan cintaku.
Jikalau dia mendengar akan suara kerapuhanku ini. Dan jikalau dia merasakan akan apa yang dirasakan olehku yang sedang gundah gulana ini, tanyaku apa yang akan dia lakukan?
Hari demi hari telah aku lalui dengan penderitaan yang sungguh sangat menyiksa. Jarum jam pun kembali lagi ke angka 9. Angka yang membuatku putus asa ketika melihatnya. Jam 9 merupakan awal semua ini terjadi. Sayap yang patah telah lama pergi. Meninggalkan aku sendiri. Hanya air mata yang setiap hari dirasakan oleh pipiku.
Aku pun beranjak dari petiduranku dan kembali mencari dia. Kata maaf pun sudah sangat aku hafal. Yang aku pikirkan sekarang hanyalah dimana keberadaan dia? Orang yang selama ini ku cari? Dan mungkin hanya 30 detik saja aku ingin berbicara. Dan setidaknya, penderitaan yang menyiksa ini dapat aku bunuh dengan sebuah permohonan maaf dan sebatang mawar merah.
Hidup ini… ah, dimanakah dia? Aku seperti orang kebingungan. Yang bertanya kepada rumput dan pepohonan. Dan mereka tahu tapi tidak ingin memberitahu. Ingin marah rasanya diriku terhadap mereka.
Aku terus mencari dan mencari. Tanah yang aku pijaki ini juga terasa sudah sangat bosan melihat wajah aku. Aku tidak tahu bagaimana rasanya roti dan segelas teh hangat lagi. Sayapku berbicara kepadaku bahwa ia ada di depan sana. Kejarlah! Namun, kaki ini tak bisa untuk berlari lagi. Sama seperti kaki buyut yang akan segera lisut.
Aku pun sampai di garis akhir hutan yang sangat rindang ini. Ku temukan sebuah jalan yang amat sepi. Seperti jalan berhantu, dan tak ada kendaraan yang melintasi. Jalan yang sangat misterius namun kakiku tetap melangkah atas perintah sayapku.
Aku pun berjalan menyusuri jalan ini. Mentari akan segera tenggelam. Dan aku merasa sangat takut akan jarum jam yang akan berputar lagi ke arah jam 9. Angka yang membuat aku setiap hari menitikkan air mata yang mengalir ke pipiku ini. Mengingat akan semua kejadian yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Sayap yang patah itu kini telah lama pergi. Pergi ke tempat yang aku tidak tahu dimana. Pergi ke sebuah negeri yang sangat jauh. Yang mungkin akan sampai dalam waktu 100 tahun.
Aku pun berteduh sejenak memikirkan akan semuanya ini. Apakah hanya sebatang mawar merah dan permohonan maaf saja yang akan kuberikan? Apakah dia akan memaafkanku? Ah.. tidak.. Hal seperti itu bahkan tidak boleh terbayangkan di dalam benakku. Aku harus percaya diri akan semuanya ini. Melihat wajahnya saja, mungkin saat itulah penderitaanku akan hilang. Walau wajahnya pada saat itu terlihat penuh sekali kebencian.
Jarum jam pun kembali mengunjungi angka 9. Aku merasa angka itu terus tertawa kepadaku. Dan berkata, “Kamu tidak mempunyai harapan lagi bertemu dengan dia. Dia sudah mengunjungi orang lain. Dan orang itu sudah memperbaiki sayapnya yang patah. Kembalilah ke asalmu. Carilah orang lain. Tidak ada harapan lagi bertemu dan meminta maaf kepada dia”
Aku ingin tidur. Tidur di dalam keterpurukan hidupku ini. Tidur dan melupakan akan apa yang aku perbuat selama ini. Adakah orang lain yang ingin memberikan kepadaku selimut kegembiraan? Yang membuat aku kembali ceria seperti dulu?
Matahari mulai menunjukan wajahnya yang berseri kepada dunia. Aku pun belum tersadar. Namun, yang aku rasakan adalah kehangatan pelukan matahari yang membuatku tersadar saat itu.
Jarum jam kembali lagi ke angka 9. Dan kini saatnya aku terbangun dari tidurku yang sangat pahit. Tapi, yang aku lihat adalah sebuah rumah yang amat besar dan aku pun di dalam rumah ini. Aku pun bergegas bangun dan membuka kamarku dengan rasa heran.
Aku melihat banyak orang yang sangat sibuk mengurusi rumah itu. Rumah yang sangat megah bak istana langit. Aku pun terkejut pada saat ada seseorang yang datang menghampiriku. Seorang wanita yang berparas cantik nan anggun. Bergaun merah jambu dan bersepatu kaca. Rupanya dia sudah mempunyai anak, namun kecantikkannya masih tetap terjaga.
Dia menghampiriku dan berkata, “Orang yang ingin kamu temui, sudah sangat lama menunggumu di taman belakang rumah. Segeralah menemuinya. Dialah yang menemukanmu terkapar di pinggir jalan ketika dia baru pulang dari tempat persembunyiannya. Dialah yang telah merawatmu selama 3 hari kamu tidak sadarkan diri. Badanmu sangat lemas dan kamu jatuh sakit. Tapi, sekarang kamu sudah baikkan. Segeralah menemuinya!”
Keheranan pun tampak di wajahku. Apa yang dimaksudkannya? Orang yang telah merawatku? Siapa dia? Apakah…? ah tidak. Aku tidak boleh membuat kesimpulan secara sembarangan.
Aku pun segera mengganti pakaianku yang sudah sangat kusut dan kusam yang telah mereka sediakan buatku. Kemeja putih dengan stelan jas hitam yang mewah dan berdasi. Seakan hari ini adalah hari spesial buatku. Wewangian yang aku pakai juga semerbak harum bunga di padang. Sangat khas beraroma lelaki. Dan semua yang aku pakai ini juga, sepertinya semua orang di dalam rumah ini sudah mengetahui akan apa yang aku sukai. Sebatang mawar merah pun aku sisipkan ke dalam saku jas yang aku kenakan.
Makanan dan minuman yang mereka sajikan juga sangat tepat dengan apa yang aku sukai. Steak sapi dengan sepiring nasi dan jus avocad merupakan makanan yang sudah 3 minggu aku tidak pernah rasakan.
Matahari telah menunjukkan keperkasaanya. Dan tak lama kemudian, ia seakan malu dan ingin tidur di tempatnya. Seorang lelaki berpakaian pelayan ala restoran datang menghampiriku untuk segera menemui seseorang yang telah menolongku ini.
Aku pun pergi dengan rasa ingin tahu. Siapakah dia? Kaki yang lemah waktu itu, sekarang bagaikan kaki seorang anak kecil yang hanya ingin berlari kesana kesini.
Pintu belakang pun aku buka. Dan terlihat seorang wanita bergaun hijau padang rumput dan bersepatu hitam pekat sedang duduk di sebuah ayunan yang membelakangiku. Terlihat aku sangat mengenal wanita itu. Terlintas di dalam pikiranku bahwa, apakah ini dia? Apakah dia, orang yang selama ini aku cari?
Langkah kakiku sangat pasti. Sayapku berbicara kepadaku bahwa inilah dia. Namun, aku tak percaya atas kejadian ini. Mungkin saja orang ini memintaku untuk berterimakasih kepada dia karena sudah menolongku.
Semakin sampai ke tempat ayunan itu dan aku pun memberanikan diri untuk memegang pundaknya. Tanganku akhirnya mendarat di pundaknya dan orang itu membalikkan pandangannya kepadaku.
Senyuman yang terpancar dari wajahnya dan air mata yang ia teteskan, bersamaan dengan kata permohonan maaf ku yang selama ini aku mengingatnya dan bahkan menghafalnya.
Dia pun berdiri melihat wajahku, dan aku hanya menunduk bahkan sampai berlutut untuk mengucapkan permohonan maaf atas sayapnya yang telah patah. Dia pun ikut berlutut dan berkata, “Ayo, bangunlah jangan bersedih. Hapuslah air matamu dari wajah tampanmu itu”.
Tapi, aku segera meraih tangannya dan berkata, “Geisha, terimalah permohonan maafku ini. 3 minggu aku mencari kamu dan hanya ingin meminta maaf atas semua yang telah terjadi. Hatimu itu, aku sudah menganggapnya sebagai sayap yang selalu terbang ke negeri hatiku ini. Aku mencarimu. Bahkan angin dan air mataku ini menjadi makananku siang dan malam. Aku meminta maaf atas semuanya ini. Kejadian waktu itu. Ya, kejadian yang membuat sayapmu ini patah, sampai aku tidak bisa memperbaikinya, aku sangat meminta maaf. Hubungan aku dan Yeni hanyalah sebatas teman. Aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu. Tidak ada orang ketiga di dalam hubungan kita berdua. Hanya aku dan kamu seorang. Hanya kamulah yang aku punya. Hanya kamulah bidadari ku yang paling menawan. Percayalah padaku. Maukah engkau memaafkanku?”
Geisha pun segera memelukku dan berkata, “Aku sangat mencintaimu. Sungguh sangat mencintaimu. Kesalahanmu yang dulu, kini aku sudah maafkan. Mulai sekarang aku akan mempercayaimu. Aku sempat bersedih ketika melihat kamu tertidur di jalan seperti orang sakit. Aku membawamu ke sini dengan air mata yang berlinang. Aku berusaha membangunkanmu. Namun, hanya namaku dan permohonan maafmu yang hanya aku dengar. Aku mengerti sekarang akan cintamu yang begitu tulus kepadaku. Aku sangat mencintaimu. Sungguh sangat cinta”.
Terasa sangat dingin dan haru yang aku rasakan. Air mata aku dan Geisha pun mengalir secara bersamaan. Aku pun menghapus air mataku dan air matanya dan berbicara kepadanya, “Trimakasih sayang. Aku sungguh sangat mencintaimu. Kini, penderitaanku telah hilang setelah melihatmu dan kata cinta dari mulutmu. Mungkin, bunga mawar ini aku berikan sebagai tanda akhir bahwa aku tidak lagi menyakiti perasaanmu. Ku mohon terimalah!” Dan Geisha pun kembali tersenyum dan mengambil mawar dari tanganku serta berkata, “Marilah ke dalam. Aku sudah menyiapkan pesta buatmu. Kamu tahukan, hari ini adalah hari jadian kita berdua. 14 Februari bertepatan dengan hari kasih sayang. Aku membuat semuanya ini agar kamu tidak terus-terusan lagi meminta maaf kepadaku. Karena aku sekarang sudah sadar, bahwa cintamu kepadaku sungguh sangat tulus. Marilah kita berpesta di dalam. Terimakasih juga buat bunga mawar yang indah ini.”
Geisha pun segera menarik tanganku dan membawaku ke dalam untuk berpesta. Sangat ramai di rumahnya saat itu.
Aku tahu sekarang, bahwa cinta sejati yaitu rela mengorbankan segalanya. Jam sudah menunjukan pukul 9. Angka yang dulunya aku takuti, kini telah menjadi kebahagiaan buatku. Aku menatap jam 9 dan berkata, “Aku telah menang. Ternyata, harapan akan selalu ada bagi orang yang selalu mendambakannya. Sekarang kamu hanyalah sebuah angka yang tidak pantas menyakitiku lagi. Teruslah berputar dan jangan coba-coba membuatku memikirkan hal yang pahit itu lagi. Teruslah berputar maka aku dan Geisha sampai ke acara kebahagiaan dan sampai maut yang memisahkan kami.”